Minggu, 16 Juni 2013

17 Juni, Harga BBM Naik

sumber : Pikiran Rakyat

JAKARTA, (PR).- Hingga saat ini belum ada kejelasan kapan harga bahan bakar minyak bersubsidi (BBM) akan naik. Namun, dari isyarat yang diberikan Menko Perekonomian Hatta Rajasa, paling lambat harga baru BBM bersubsidi akan diberfakukan 17 Juni 2013.
Seperti diketahui, pemerintah berencana menaikkan harga premium menjadi Rp 6.500 per liter dan solar Rp 5-500 per liter. Kenaikan harga BBM tersebut akan dibafengi dengan penyaluran bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM). Jika direalisasikan, sebanyak 15,53 juta keluarga miskin akan menerima uang tunai Rp 150.000 per bulan selama lima bulan.
"Saya kasih petunjuk berkali-kali bahwa APBN-P itu maksimal 30 hari, DPR juga menyadari itu. Pertemuan saya dengan pimpinan DPR, pimpinan komisi, dan pimpinan Bangar pada waktu itu memastikan kami sepakat ini haras diselesaikan. Syukur-syukur sebelum tanggal 17 (Juni). Maksimum 17 (Juni) kan, berarti sudah tahu kan," ujar Hatta di Istana Negara, Jakarta, Rabu (5/6/2013).
Seperti dikutip dari detik.com, Hatta mengatakan, kenaikan harga BBM bersubsidi akan berbarengan dengan disetujuinya Rancangan APBN Perubahan (RAPBN-P) 2013 yang berisi anggaran kompensasi untuk rakyat miskin, salah satunya BLSM. RAPBN-P 2013 diserahkan pemerintah pada 17 Mei 2013, dan paling lambat penyelesaiannya adalah 17 Juni 2013 sehingga kenaikan harga BBM bersubsidi paling lambat adalah 17 Juni 2013.
Hatta optimistis pengajuan anggaran untuk program BLSM akan disetujui DPR Jumlah anggaran yang diajukan melalui RAPBN-P untuk program tersebut jumlahnya Rp 11,6 triliun untuk 15,5 juta keluarga miskin.
Pada kesempatan tersebut, Hatta mengancam para spekulan untuk tidak melakukan penimbunan BBM. "Hentikan spekulasi seperti itu karena akan berhadapan dengan hukum. Jangan berspekulasi," tutur Hatta.
Ditambahkan, guna menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok menjelang puasa, pemerintah akan melakukan intervensi demi mencukupi ketersediaan pangan nasional. "Kami bersyukur bulan Mei terjadi deflasi, dan berharap pada bulan Juni ini inflasi tidak terlalu tinggi. Caranya dengan menjaga pasokan bahan pangan sehingga cukup," katanya.
Tak akan berdampak
Sementara itu, Sekjen Kementerian Perindustrian Anshari Bukhari mengatakan, kenaikan harga BBM bersubsidi tidak akan menekan industri manufaktur dan bahkan diyakini tidak akan berdampak signifikan terhadap struktur biaya produksi.
"Kenaikan harga BBM bersubsidi akan sedikit berpengaruh pada kenaikan biaya transportasi hingga berdampak pada sektor-sektor yang menggunakan jasa-jasa transportasi, termasuk sektor industri," tutur Anshari pada acara jumpa pers Sosialisasi Kebijakan Penyesuaian Subsidi BBM di Jakarta, Rabu (5/6/2013).
Menurut Anshari, kenaikan harga premium sebesar 44% dan solar 22%, akan berakibat langsung pada peningkatan biaya transportasi masing-masing 23,8% dan 11,9%. Namun, lanjut dia, kenaikan harga premium sebesar 44% hanya akan menaikkan biaya produksi rata-rata 1,2%. Sementara untuk beberapa komoditas strategis seperti makanan dan rrrmuman naik 0,63%, semen sekitar 0,66%, serta tekstil dan alas kaki masing-masing sebesar 1,54%.
Untuk kenaikan harga solar sebesar 22%, jelas Anshari, akan memicu kenaikan biaya produksi rata-rata 0,6%. Untuk beberapa komoditas, kenaikan sekitar 0,31% untuk. makanan dan minuman, semen sebesar 0,33%, serta tekstil dan alas kaki masing-masing sebesar 0,77%.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar